Jumat, 31 Desember 2010

Catatan Akhir Tahun 2010

Genap sudah 365 hari (8.760 jam, 525.600 menit, 31.536.000 detik) kita lalui pada tahun ini. Tepat pada Jumu’ah Pon, 26 Muharram 1432 H/31 Desember 2010 adalah penghujung akhir tahun 2010. Senang, sedih, tertawa, menangis, sukses, gagal, panas, hujan dan segalanya telah kita usahakan dan lakukan pada tahun ini. Perasaan suka maupun duka telah kita jalani bersama dalam almamater kita, Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS) IAIN Walisongo Semarang.

Pada awal tahun 2010 yang lalu adalah bulan-bulan pertama kita merealisasikan program-program kerja kepengurusan periode 2009-2010 berdasarkan rapat kerja pada 15 November 2009 di Wisata Sekopek Polaman. Banyak program yang telah terwujud dan juga ada beberapa program yang belum terealisasi. Kurangnya koordinasi antar sesama pengurus maupun dengan anggota menjadi salah satu penyebabnya. Sulitnya membangun komunikasi antar sesama pengurus dengan berbagai kendala, antara lain jarak, waktu dan terbatasnya kesempatan menjadi penyebab di lain sisi. Individualisme, fanatisme, apatisme, disappointment, truth-self claim, negative thinking dan berbagai sifat-sifat yang kurang baik juga mewabah di benak para pengurus maupun anggota. Sehingga tanpa perantara wahyu pun dapat diketahui bahwa hal-hal tersebut merupakan warning status dalam suatu organisasi.

Adapun pada akhir bulan 2010 ini, tepatnya pada Sabtu Pon, 05 Muharram 1432 H/11 Desember 2010 M adalah akhir dari kepengurusan KMKS periode 2009-2010. Ini juga merupakan titik awal kepengurusan KMKS periode 2010-2011 yang ditandai dengan terpilihnya ketua baru KMKS periode 2010-2011. Rencananya, rapat kepengurusan yang baru akan dilaksanakan pada Sabtu Kliwon, 17 Muharram 1432 H/22 Januari 2011 M bertempat di rumah Firman Ubaidillah Desa Colo 4/1 Dawe, Kudus dengan ketua panitia pelaksana, Fachri Hakim.

Menginjak tahun baru 01 Januari 2011 M pada Sabtu Wage, yang bertepatan dengan 26 Muharram 1432 H, merupakan harapan baru untuk melangkah bersama menjadi yang lebih baik. Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS) IAIN Walisongo bukanlah milik perseorangan maupun kelompok tertentu, bukan yang menjamin kita masuk surga dan juga bukan apa-apa tanpa dukungan dan partisipasi dari semua pihak. Mari berbenah diri, bercermin dari masa lalu dan selalu memohon petunjuk dan pertolongan Allah Ta’ala, Tuhan Semesta Alam. Let’s do our best! Good Bye 2010, Happy Super New Year 2011.

[Mereka yang mengabaikan masa lalu, akan dikutuk mengulanginya (QS. Al-A’raf: 102 Juz IX)]

By: Admin

Rabu, 29 Desember 2010

Puluhan Ribu Orang Antre Nasi Jangkrik

* 20 Orang Pingsan


Kudus, CyberNews. Suasana puncak acara buka luwur Sunan Kudus Dja'far Shadiq berlangsung meriah, kemarin. Puluhan ribu warga yang datang dari berbagai daerah rela antre demi mendapatkan nasi jangkrik yang dipercaya menghantarkan berkah sesuai dengan niat yang memanfaatkan.

Sejak Rabu (15/12) malam ratusan warga telah datang di Makam Sunan Kudus. Mereka menanti waktu untuk warga umum dibagikan nasi jangkrik. Salah seorang warga, Ali Mustadho (26), mengatakan bahwa dirinya sejak Rabu malam telah menginap di Masjid Al Aqsha. Hampir setiap puncak Buka Luwur ia dan kawan-kawannya datang. "Saya ajak istri saya datang bersama dengan
teman-teman yang lain," ujar warga Desa Pringtulis Kecamatan Nalumsari, Jepara ini.

Ia berharap nasi jangkrik dapat memberi kehidupan yang berkah. Kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai petani juga akan menggunakan nasi tersebut di lahan pertanian. Menurut kepercayaannya, segala hama dapat tertangkal setelah ditebar nasi tersebut. Selain itu, nasi yang berisi lauk daging kerbau dan kambing juga disajikan ulang dengan mengolahnya menjadi nasi aking.

Warga Desa Prambatan Lor Kecamatan Kaliwungu, Dian Prayogo (13), bahkan berharap sakit paru-paru yang idapnya bisa segera sembuh lantaran memakan nasi jangkrik. Sedari pagi, ia dan kawannya, mengantre untuk beberapa kali, sehingga mendapatkan banyak nasi jangkrik.

Dari pantauan di pos kesehatan setidaknya ada 20 warga yang pingsan, karena sejak pagi belum makan, langsung antre, dan desak-desakan dengan warga lain dalam kondisi lemah.

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Nadjib Hasan, mengatakan bahwa pihaknya menyediakan sekitar 26.950 bungkus nasi jangkrik dalam bentuk kecil dan 1.685 bungkus besar atau keranjang. Nasi yang dimasak sebanyak 6,16 ton. "Lebih sedikit dari tahun sebelumnya karena terkendala tenaga panitia dan minimnya daun jati," katanya.

Nasi Jangkrik, katanya, sudah ada sejak era kehidupan Sunan Kudus. Dinamai demikian, karena daging atau lauk dimasak dengan bumbu uyah asem (garam dan asam) sampai kering atau merasuk sampai ke daging. Sementara hewan yang disembelih berjumlah 11 ekor kerbau dan 78 ekor kambing. Kain luwur yang diterima sebanyak 1.750 meter terpakai 1.511 meter, sisanya digunakan untuk Buka Luwur tahun depan.

Menurut Nadjib, puncak acara Buka Luwur Sunan Kudus adalah pemasangan luwur berupa kain mori pada makam atau ranjang Sunan Kudus pada pukul 07.00 yang diawali dengan ritual agama seperti tahlilan, pembacaan ayat suci Alquran, serta doa-doa tertentu.

( Zakki Amali /CN16 )

From: Suara Merdeka

Selasa, 14 Desember 2010

LPJ KMKS IAIN WALISONGO 2010

Pagi itu, Sabtu Pon, 5 Muharram 1432 H/11 Desember 2010, beberapa mahasiswa asal Kudus berkumpul di depan Unit Pembinaan Bahasa (Ubinsa) kampus III IAIN Walisongo Semarang. Pada pukul 08.00 WIB, hanya ada beberapa orang yang sedang menunggu yang lain datang. Pukul 09.42 WIB peserta pun diberangkatkan, yang mana jadwal semula adalah jam 07.30 WIB. Mereka akan mengikuti Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS) IAIN Walisongo Semarang periode 2009-2010 di kawasan kebun teh Medini, Kendal.

Sampai disana, acara pembukaan dimulai pukul 11.49 WIB dan istirahat sejenak pada pukul 12.30 WIB. Pada pukul 13.30, acara dilanjutkan dengan pembahasan tata tertib rapat tahunan KMKS IAIN Walisongo Semarang. Kemudian pukul 15.30 istirahat sejenak dan dilanjutkan dengan LPJ KMKS IAIN Walisongo Semarang periode 2009-2010 sampai pukul 17.45 WIB. Dan setelah itu adalah pembahasan tata tertib pemilihan ketua KMKS IAIN Walisongo Semarang pukul 18.49 WIB. Ada dua tahap dalam pemilihan, yaitu tahap pencalonan dan tahap pemilihan. Pukul 20.45 WIB adalah penghitungan hasil suara bakal calon pada tahap pencalonan. Ada lima bakal calon dalam tahap ini, yaitu Ricky Rahman (15 suara), Muhammad Akmaluddin (8 suara), Noor Jannah (2 suara), Hambali Fitriyanto (satu suara) dan M. Rikza Muqtada (satu suara).

Akan tetapi hanya ada dua calon yang maju pada tahap pemilihan. Ini dikarenakan Hambali Fitriyanto tidak memenuhi persyaratan (belum pernah menjabat sebagai pengurus KMKS satu periode sebelumnya, sebagaimana termaktub dalam pasal 12 ayat 5 tentang syarat-syarat calon), sedangkan Noor Jannah dan M. Rikza Muqtada menyatakan ketidaksediaannya menjadi calon (pasal 12 ayat 8 tentang menyatakan kesediaannya di depan forum). Tepat pukul 22.20 WIB, acara pun pemilihan pun berakhir. Ricky Rahman mendapatkan 16 suara, sedangkan Muhammad Akmaluddin mendapatkan 9 suara. Dengan demikian, maka Ricky Rahman otomatis menjadi ketua KMKS IAIN Walisongo periode 2010-2011. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari ketua terpilih dan pemilihan tim formatur yang terdiri dari ketua demisioner (M. Khasan Amrullah), ketua terpilih (Ricky Rahman) dan empat orang dari masing-masing angkatan (2007 adalah Ady Agus Styawan, 2008 adalah Nila Chusniya, 2009 adalah Firman Ubaidillah, 2010 adalah Fatimatuz Zahro) sesuai pasal 13 ayat 1 tentang tim formatur.

Setelah pemilihan ketua berakhir, kemudian dilanjut dengan malam pengakraban di luar barak. Dengan api unggun seadanya, acara berlangsung meriah di sebelah timur, bawah barak dengan diisi menyanyi bersama dan saling berkenalan. Malam pun makin dingin pada pukul 00.05 dimana kemudian para peserta kembali lagi ke barak untuk beristirahat.

Paginya, Ahad Wage, 06 Muharram 1432 H/12 Desember 2010 M, acara dilanjutkan dengan jalan-jalan di sekitar areal perkebunan teh, ada yang pergi ke curug, ada yang berpose ria di perkebunan, ada yang masih tidur di barak dan ada yang pergi entah ke mana. Setelah sarapan pagi sekitar pukul 09.00 WIB, penutupan LPJ pun dimulai.

Seperti biasa, berkemas dan bersih-bersih wajib dilakukan setelah penutupan. Menuruni bukit, turun ke Ngaliyan pada pukul 10.15 WIB dengan penuh harapan KMKS akan menjadi lebih baik di raut wajah para peserta yang berseri-seri dan gembira. Alhamdulillah, kepengurusan KMKS IAIN Walisongo Semarang periode 2009-2010 pun telah berakhir yang akan dilanjutkan oleh kepengurusan KMKS IAIN Walisongo Semarang periode 2010-2011. Semoga langkah kita selalu berada dalam lindungan dan bimbingan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Amiin J

Thanks for pak Mahrus, bu Yus, bu Arikhah, pak Fattah, pak Hasyim, pak Izzuddin, pak Ahmad Rofiq, mas Rikza, mas Inun, mas Hambali, mas Tuwek, M. Khasan Amrullah, Adi Agus Setiawan, Nila Chusniya, Setiyanto, Noor Jannah, Noor Faela Sufa, Risda Umami, Siti Fatimah, Shofiyatul Maula, Retno Setiyowati, M. Noor Faizin, Isma’il Fahmi, Nur Baiti Amalina, M. Noor Zuhri, Ahmad, Sugeng Aribowo, Zu’ama Dinal Maula, Mugi Gumilang, Hilyatun Nida, Dewi Musiyanah, Maslikhah, M. Rikza Muqtada, Sohibul Fadhilah, Misriyya, Ely, Alaik Alaina, Siti Nur Azizah, Eni Noor Fitriana, Ummi Farihah Arif, Zuhairotul Barokah, Nailul Hazimah, M. Akmaluddin, M. Abdul Aziz, Anik Wulandari, Ulin Na’im, Nurul Kamali, A. Aji Zubaidi, Ricky Rahman, Umar Imamuddin, Budiono, Ida Purwanti, Tashfi, Ngatminto, M. Fahrul Ansori, M. Ahfas, dan Munawwir Qulub, semua panitia dan peserta serta semua pihak yang telah ikhlas membantu dan berpartisipasi untuk eksistensi KMKS IAIN Walisongo Semarang. Bravo KMKS!!

By: Admin Blog KMKS Walisongo

Jumat, 03 Desember 2010

Gubernur, Bupati Kudus dan Demak Raih Satya lencana Bidang Pendidikan

JAKARTA - Gubernur Jateng Bibit Waluyo serta Bupati Kudus Musthofa dan Bupati Demak Tafta Zani menerima Satya lencana Pembangunan Bidang Pendidikan. Penghargaan diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2010 dan HUT ke-65 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Kamis (2/12) malam.

Penghargaan untuk kepala daerah yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu guru dan tenaga pendidikan juga diberikan kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Bupati Sleman Sri Purnomo, Wali Kota Pekanbaru Riau Herman Abdullah, Bupati Buol Sulawesi Tengah Amran HA Batapilu, Bupati Bangka Yusroni Yazid, dan Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae.

Kualitas Guru

Dalam kesempatan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan bahwa pendidikan bermutu hanya dapat diraih jika memiliki guru yang bermutu pula. Yaitu guru yang profesional, yang bermartabat dan sejahtera.
’’Guru yang tidak hanya mampu menghasilkan murid yang mampu menghadapi tantangan zaman tetapi juga mampu menghasilkan generasi muda yang memiliki kecerdasan sosial dan emosional yang tinggi,’’ kata Presiden.

Sementara itu, Bupati Kudus Musthofa yang ditemui seusai acara mengungkapkan, penghargaan yang diterimanya tak lepas dari sejumlah kebijakannya di bidang pendidikan. Di antaranya pemberlakuan wajib belajar 12 tahun.

Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistyo mengungkapkan, saat ini banyak guru menjadi korban politik pasca pilkada. Karena itu, PGRI berharap ada upaya dan perlindungan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
’’Perlindungan itu demi ketenangan dan keselamatan kerja mereka. Apabila tidak ada upaya lain, kami mengusulkan untuk dikaji kemungkinannya guru ditarik menjadi kewenangan pemerintah pusat,’’ tandasnya. (A20,H28-35)

From: Suara Merdeka

Inilah Penerima Penghargaan Hari Guru

Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu

Kamis, 2 Desember 2010 | 20:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malam ini menyerahkan penghargaan pendidikan pada sejumlah pimpinan daerah dan guru yang dinilai peduli pendidikan. Penyerahan dilakukan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Guru Nasional 2010 dan HUT PGRI ke-65 di Jakarta, Kamis (2/12/2010) malam ini.



Penghargaan yang diberikan pemerintah adalah Satyalancana pembangunan di bidang pendidikan kepada kepala daerah dan pendidik yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan, khususnya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan.



Penghargaan ini diberikan kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.



Penghargaan yang sama juga diberikan kepada tujuh walikota/bupati. Mereka adalah Bupati Sleman, Bupati Buol Sulawesi Tengah, Bupati Kudus dan Bupati Demak dari Jawa Tengah, Bupati Bangka dari Bangka Belitung, dan Bupati Jayapura dari Papua.



Penghargaan serupa juga akan diberikan kepada empat guru, empat kepala sekolah, dan dua pengawas berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas profesionalnya.



Tema peringatan Hari Guru Nasional ke616 kali ini adalah Memacu Peran Strategis Guru dalam Mewujudkan Guru yang Profesional, Bermartabat, dan Sejahtera.

From: Kompas