Jumat, 31 Desember 2010

Catatan Akhir Tahun 2010

Genap sudah 365 hari (8.760 jam, 525.600 menit, 31.536.000 detik) kita lalui pada tahun ini. Tepat pada Jumu’ah Pon, 26 Muharram 1432 H/31 Desember 2010 adalah penghujung akhir tahun 2010. Senang, sedih, tertawa, menangis, sukses, gagal, panas, hujan dan segalanya telah kita usahakan dan lakukan pada tahun ini. Perasaan suka maupun duka telah kita jalani bersama dalam almamater kita, Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS) IAIN Walisongo Semarang.

Pada awal tahun 2010 yang lalu adalah bulan-bulan pertama kita merealisasikan program-program kerja kepengurusan periode 2009-2010 berdasarkan rapat kerja pada 15 November 2009 di Wisata Sekopek Polaman. Banyak program yang telah terwujud dan juga ada beberapa program yang belum terealisasi. Kurangnya koordinasi antar sesama pengurus maupun dengan anggota menjadi salah satu penyebabnya. Sulitnya membangun komunikasi antar sesama pengurus dengan berbagai kendala, antara lain jarak, waktu dan terbatasnya kesempatan menjadi penyebab di lain sisi. Individualisme, fanatisme, apatisme, disappointment, truth-self claim, negative thinking dan berbagai sifat-sifat yang kurang baik juga mewabah di benak para pengurus maupun anggota. Sehingga tanpa perantara wahyu pun dapat diketahui bahwa hal-hal tersebut merupakan warning status dalam suatu organisasi.

Adapun pada akhir bulan 2010 ini, tepatnya pada Sabtu Pon, 05 Muharram 1432 H/11 Desember 2010 M adalah akhir dari kepengurusan KMKS periode 2009-2010. Ini juga merupakan titik awal kepengurusan KMKS periode 2010-2011 yang ditandai dengan terpilihnya ketua baru KMKS periode 2010-2011. Rencananya, rapat kepengurusan yang baru akan dilaksanakan pada Sabtu Kliwon, 17 Muharram 1432 H/22 Januari 2011 M bertempat di rumah Firman Ubaidillah Desa Colo 4/1 Dawe, Kudus dengan ketua panitia pelaksana, Fachri Hakim.

Menginjak tahun baru 01 Januari 2011 M pada Sabtu Wage, yang bertepatan dengan 26 Muharram 1432 H, merupakan harapan baru untuk melangkah bersama menjadi yang lebih baik. Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS) IAIN Walisongo bukanlah milik perseorangan maupun kelompok tertentu, bukan yang menjamin kita masuk surga dan juga bukan apa-apa tanpa dukungan dan partisipasi dari semua pihak. Mari berbenah diri, bercermin dari masa lalu dan selalu memohon petunjuk dan pertolongan Allah Ta’ala, Tuhan Semesta Alam. Let’s do our best! Good Bye 2010, Happy Super New Year 2011.

[Mereka yang mengabaikan masa lalu, akan dikutuk mengulanginya (QS. Al-A’raf: 102 Juz IX)]

By: Admin

Rabu, 29 Desember 2010

Puluhan Ribu Orang Antre Nasi Jangkrik

* 20 Orang Pingsan


Kudus, CyberNews. Suasana puncak acara buka luwur Sunan Kudus Dja'far Shadiq berlangsung meriah, kemarin. Puluhan ribu warga yang datang dari berbagai daerah rela antre demi mendapatkan nasi jangkrik yang dipercaya menghantarkan berkah sesuai dengan niat yang memanfaatkan.

Sejak Rabu (15/12) malam ratusan warga telah datang di Makam Sunan Kudus. Mereka menanti waktu untuk warga umum dibagikan nasi jangkrik. Salah seorang warga, Ali Mustadho (26), mengatakan bahwa dirinya sejak Rabu malam telah menginap di Masjid Al Aqsha. Hampir setiap puncak Buka Luwur ia dan kawan-kawannya datang. "Saya ajak istri saya datang bersama dengan
teman-teman yang lain," ujar warga Desa Pringtulis Kecamatan Nalumsari, Jepara ini.

Ia berharap nasi jangkrik dapat memberi kehidupan yang berkah. Kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai petani juga akan menggunakan nasi tersebut di lahan pertanian. Menurut kepercayaannya, segala hama dapat tertangkal setelah ditebar nasi tersebut. Selain itu, nasi yang berisi lauk daging kerbau dan kambing juga disajikan ulang dengan mengolahnya menjadi nasi aking.

Warga Desa Prambatan Lor Kecamatan Kaliwungu, Dian Prayogo (13), bahkan berharap sakit paru-paru yang idapnya bisa segera sembuh lantaran memakan nasi jangkrik. Sedari pagi, ia dan kawannya, mengantre untuk beberapa kali, sehingga mendapatkan banyak nasi jangkrik.

Dari pantauan di pos kesehatan setidaknya ada 20 warga yang pingsan, karena sejak pagi belum makan, langsung antre, dan desak-desakan dengan warga lain dalam kondisi lemah.

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK), Nadjib Hasan, mengatakan bahwa pihaknya menyediakan sekitar 26.950 bungkus nasi jangkrik dalam bentuk kecil dan 1.685 bungkus besar atau keranjang. Nasi yang dimasak sebanyak 6,16 ton. "Lebih sedikit dari tahun sebelumnya karena terkendala tenaga panitia dan minimnya daun jati," katanya.

Nasi Jangkrik, katanya, sudah ada sejak era kehidupan Sunan Kudus. Dinamai demikian, karena daging atau lauk dimasak dengan bumbu uyah asem (garam dan asam) sampai kering atau merasuk sampai ke daging. Sementara hewan yang disembelih berjumlah 11 ekor kerbau dan 78 ekor kambing. Kain luwur yang diterima sebanyak 1.750 meter terpakai 1.511 meter, sisanya digunakan untuk Buka Luwur tahun depan.

Menurut Nadjib, puncak acara Buka Luwur Sunan Kudus adalah pemasangan luwur berupa kain mori pada makam atau ranjang Sunan Kudus pada pukul 07.00 yang diawali dengan ritual agama seperti tahlilan, pembacaan ayat suci Alquran, serta doa-doa tertentu.

( Zakki Amali /CN16 )

From: Suara Merdeka

Selasa, 14 Desember 2010

LPJ KMKS IAIN WALISONGO 2010

Pagi itu, Sabtu Pon, 5 Muharram 1432 H/11 Desember 2010, beberapa mahasiswa asal Kudus berkumpul di depan Unit Pembinaan Bahasa (Ubinsa) kampus III IAIN Walisongo Semarang. Pada pukul 08.00 WIB, hanya ada beberapa orang yang sedang menunggu yang lain datang. Pukul 09.42 WIB peserta pun diberangkatkan, yang mana jadwal semula adalah jam 07.30 WIB. Mereka akan mengikuti Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS) IAIN Walisongo Semarang periode 2009-2010 di kawasan kebun teh Medini, Kendal.

Sampai disana, acara pembukaan dimulai pukul 11.49 WIB dan istirahat sejenak pada pukul 12.30 WIB. Pada pukul 13.30, acara dilanjutkan dengan pembahasan tata tertib rapat tahunan KMKS IAIN Walisongo Semarang. Kemudian pukul 15.30 istirahat sejenak dan dilanjutkan dengan LPJ KMKS IAIN Walisongo Semarang periode 2009-2010 sampai pukul 17.45 WIB. Dan setelah itu adalah pembahasan tata tertib pemilihan ketua KMKS IAIN Walisongo Semarang pukul 18.49 WIB. Ada dua tahap dalam pemilihan, yaitu tahap pencalonan dan tahap pemilihan. Pukul 20.45 WIB adalah penghitungan hasil suara bakal calon pada tahap pencalonan. Ada lima bakal calon dalam tahap ini, yaitu Ricky Rahman (15 suara), Muhammad Akmaluddin (8 suara), Noor Jannah (2 suara), Hambali Fitriyanto (satu suara) dan M. Rikza Muqtada (satu suara).

Akan tetapi hanya ada dua calon yang maju pada tahap pemilihan. Ini dikarenakan Hambali Fitriyanto tidak memenuhi persyaratan (belum pernah menjabat sebagai pengurus KMKS satu periode sebelumnya, sebagaimana termaktub dalam pasal 12 ayat 5 tentang syarat-syarat calon), sedangkan Noor Jannah dan M. Rikza Muqtada menyatakan ketidaksediaannya menjadi calon (pasal 12 ayat 8 tentang menyatakan kesediaannya di depan forum). Tepat pukul 22.20 WIB, acara pun pemilihan pun berakhir. Ricky Rahman mendapatkan 16 suara, sedangkan Muhammad Akmaluddin mendapatkan 9 suara. Dengan demikian, maka Ricky Rahman otomatis menjadi ketua KMKS IAIN Walisongo periode 2010-2011. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari ketua terpilih dan pemilihan tim formatur yang terdiri dari ketua demisioner (M. Khasan Amrullah), ketua terpilih (Ricky Rahman) dan empat orang dari masing-masing angkatan (2007 adalah Ady Agus Styawan, 2008 adalah Nila Chusniya, 2009 adalah Firman Ubaidillah, 2010 adalah Fatimatuz Zahro) sesuai pasal 13 ayat 1 tentang tim formatur.

Setelah pemilihan ketua berakhir, kemudian dilanjut dengan malam pengakraban di luar barak. Dengan api unggun seadanya, acara berlangsung meriah di sebelah timur, bawah barak dengan diisi menyanyi bersama dan saling berkenalan. Malam pun makin dingin pada pukul 00.05 dimana kemudian para peserta kembali lagi ke barak untuk beristirahat.

Paginya, Ahad Wage, 06 Muharram 1432 H/12 Desember 2010 M, acara dilanjutkan dengan jalan-jalan di sekitar areal perkebunan teh, ada yang pergi ke curug, ada yang berpose ria di perkebunan, ada yang masih tidur di barak dan ada yang pergi entah ke mana. Setelah sarapan pagi sekitar pukul 09.00 WIB, penutupan LPJ pun dimulai.

Seperti biasa, berkemas dan bersih-bersih wajib dilakukan setelah penutupan. Menuruni bukit, turun ke Ngaliyan pada pukul 10.15 WIB dengan penuh harapan KMKS akan menjadi lebih baik di raut wajah para peserta yang berseri-seri dan gembira. Alhamdulillah, kepengurusan KMKS IAIN Walisongo Semarang periode 2009-2010 pun telah berakhir yang akan dilanjutkan oleh kepengurusan KMKS IAIN Walisongo Semarang periode 2010-2011. Semoga langkah kita selalu berada dalam lindungan dan bimbingan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Amiin J

Thanks for pak Mahrus, bu Yus, bu Arikhah, pak Fattah, pak Hasyim, pak Izzuddin, pak Ahmad Rofiq, mas Rikza, mas Inun, mas Hambali, mas Tuwek, M. Khasan Amrullah, Adi Agus Setiawan, Nila Chusniya, Setiyanto, Noor Jannah, Noor Faela Sufa, Risda Umami, Siti Fatimah, Shofiyatul Maula, Retno Setiyowati, M. Noor Faizin, Isma’il Fahmi, Nur Baiti Amalina, M. Noor Zuhri, Ahmad, Sugeng Aribowo, Zu’ama Dinal Maula, Mugi Gumilang, Hilyatun Nida, Dewi Musiyanah, Maslikhah, M. Rikza Muqtada, Sohibul Fadhilah, Misriyya, Ely, Alaik Alaina, Siti Nur Azizah, Eni Noor Fitriana, Ummi Farihah Arif, Zuhairotul Barokah, Nailul Hazimah, M. Akmaluddin, M. Abdul Aziz, Anik Wulandari, Ulin Na’im, Nurul Kamali, A. Aji Zubaidi, Ricky Rahman, Umar Imamuddin, Budiono, Ida Purwanti, Tashfi, Ngatminto, M. Fahrul Ansori, M. Ahfas, dan Munawwir Qulub, semua panitia dan peserta serta semua pihak yang telah ikhlas membantu dan berpartisipasi untuk eksistensi KMKS IAIN Walisongo Semarang. Bravo KMKS!!

By: Admin Blog KMKS Walisongo

Jumat, 03 Desember 2010

Gubernur, Bupati Kudus dan Demak Raih Satya lencana Bidang Pendidikan

JAKARTA - Gubernur Jateng Bibit Waluyo serta Bupati Kudus Musthofa dan Bupati Demak Tafta Zani menerima Satya lencana Pembangunan Bidang Pendidikan. Penghargaan diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Puncak Peringatan Hari Guru Nasional 2010 dan HUT ke-65 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Kamis (2/12) malam.

Penghargaan untuk kepala daerah yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu guru dan tenaga pendidikan juga diberikan kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Bupati Sleman Sri Purnomo, Wali Kota Pekanbaru Riau Herman Abdullah, Bupati Buol Sulawesi Tengah Amran HA Batapilu, Bupati Bangka Yusroni Yazid, dan Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae.

Kualitas Guru

Dalam kesempatan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan bahwa pendidikan bermutu hanya dapat diraih jika memiliki guru yang bermutu pula. Yaitu guru yang profesional, yang bermartabat dan sejahtera.
’’Guru yang tidak hanya mampu menghasilkan murid yang mampu menghadapi tantangan zaman tetapi juga mampu menghasilkan generasi muda yang memiliki kecerdasan sosial dan emosional yang tinggi,’’ kata Presiden.

Sementara itu, Bupati Kudus Musthofa yang ditemui seusai acara mengungkapkan, penghargaan yang diterimanya tak lepas dari sejumlah kebijakannya di bidang pendidikan. Di antaranya pemberlakuan wajib belajar 12 tahun.

Sementara itu, dalam sambutannya Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Sulistyo mengungkapkan, saat ini banyak guru menjadi korban politik pasca pilkada. Karena itu, PGRI berharap ada upaya dan perlindungan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
’’Perlindungan itu demi ketenangan dan keselamatan kerja mereka. Apabila tidak ada upaya lain, kami mengusulkan untuk dikaji kemungkinannya guru ditarik menjadi kewenangan pemerintah pusat,’’ tandasnya. (A20,H28-35)

From: Suara Merdeka

Inilah Penerima Penghargaan Hari Guru

Laporan wartawan KOMPAS Ester Lince Napitupulu

Kamis, 2 Desember 2010 | 20:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malam ini menyerahkan penghargaan pendidikan pada sejumlah pimpinan daerah dan guru yang dinilai peduli pendidikan. Penyerahan dilakukan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Guru Nasional 2010 dan HUT PGRI ke-65 di Jakarta, Kamis (2/12/2010) malam ini.



Penghargaan yang diberikan pemerintah adalah Satyalancana pembangunan di bidang pendidikan kepada kepala daerah dan pendidik yang mempunyai komitmen tinggi terhadap peningkatan mutu pendidikan, khususnya peningkatan profesionalisme guru dan tenaga kependidikan.



Penghargaan ini diberikan kepada Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.



Penghargaan yang sama juga diberikan kepada tujuh walikota/bupati. Mereka adalah Bupati Sleman, Bupati Buol Sulawesi Tengah, Bupati Kudus dan Bupati Demak dari Jawa Tengah, Bupati Bangka dari Bangka Belitung, dan Bupati Jayapura dari Papua.



Penghargaan serupa juga akan diberikan kepada empat guru, empat kepala sekolah, dan dua pengawas berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugas profesionalnya.



Tema peringatan Hari Guru Nasional ke616 kali ini adalah Memacu Peran Strategis Guru dalam Mewujudkan Guru yang Profesional, Bermartabat, dan Sejahtera.

From: Kompas

Kamis, 25 November 2010

KARAKTER MANUSIA BERDASARKAN GOLONGAN DARAH

Di Jepang, ada penelitian tentang karakter seseorang lebih ditentukan oleh golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa?
Katanya, golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh kita dan oleh karenanya juga menentukan psikologi kita. Benar apa tidak ya?

SIFAT SECARA UMUM:
- A: terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis) yang kadang bikin org mudah sebel
- B: santai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup
- O: berjiwa besar, supel, tidak mau mengalah, alergi pada yang detil
- AB: unik, nyeleneh, banyak akal, berkepribadian ganda

BERDASARKAN URUTAN:
YANG PALING NGARET SOAL WAKTU:

• B (karena santai terus)
• O (karena flamboyan)
• AB (karena gampang ganti program)
• A (karena gagal dalam disiplin)

YANG PALING SUSAH MENTOLERIR KESALAHAN ORANG:
• A (karena perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
• B (karena easy going tapi juga easy judging)
• AB (karena asal beda)
• O (easy judging tapi juga easy pardoning)

YANG PALING BISA DI PERCAYA:
• A (karena konsisten dan taat hukum)
• O (demi menjaga balance)
• B (demi menjaga kenikmatan hidup)
• AB (mudah ganti frame of reference)

GOL DARAH YANG PALING DISUKAI UNTUK JADI TEMAN:

• O (orangnya sportif)
• A (selalu on time dan persis)
• AB (kreatif)
• B (tergantung mood)



KEBALIKAN NYA TEMAN YANG PALING DISEBELIN/TIDAK DISUKAI:
• B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
• AB (double standard)
• A (terlalu taat)
• O (sulit mengalah)

MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN:
YANG PALING MUDAH KESASAR/TERSESAT:

• B
• A
• O
• AB

YANG PALING BANYAK MERAIH MEDALI DI OLIMPIADE OLAH RAGA:
• O (jago olah raga)
• A (persis dan matematis)
• B (tak terpengaruh pressure dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo, renang dan gulat Jepang mempunyai golongan darah B)
• AB (alergi pada setiap jenis olah raga)


YANG PALING BANYAK JADI DIREKTUR DAN PEMIMPIN:
• O (karena berjiwa leadership dan problem-solver)
• A (karena kepribadian "minute" dan teliti)
• B (karena sensitif dan mudah ambil keputusan)
• AB (karena kreatif dan suka ambil resiko)


YANG PALING GAMPANG MENABUNG:
• A (suka menghitung bunga bank)
• O (suka melihat prospek)
• AB (menabung karena punya proyek)
• B (baru menabung kalau punya uang banyak)

YANG PALING KUAT INGATANNYA:
• O
• AB
• A
• B


MENYANGKUT KESEHATAN:
PENYAKIT YANG MUDAH MENYERANG:

• A (stress, majenun/linglung)
• B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
• O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
• AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)

YANG PALING PANJANG UMUR:
• O (tidak gampang stress, antibody nya paling joss!)
• A (hidup teratur)
• B (mudah cari kompensasi stress)
• AB (amburadul)


YANG PALING GAMPANG GENDUT:
• O (nafsu makan besar, makannya cepat lagi)
• B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
• A (hanya makan apa yang ada di piring, terpengaruh program diet)
• AB (Makan tergantung mood, mudah kena anoreksia)


APA YANG DIBUAT PADA ACARA MAKAN2 DI SEBUAH PESTA:
• O (banyak ngambil protein hewani, pokoknya daging2an)
• A (ngambil yang berimbang. 4 sehat 5 sempurna)
• B (suka ambil makanan yang banyak kandungan airnya seperti sop, soto, bakso, dsb)
• AB (hobby mencicipi semua masakan, "aji mumpung")


YANG TIDURNYA PALING NYENYAK DAN SUSAH DIBANGUKAN:
• B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
• AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
• A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
• O (baru tidur kalau benar2 capek dan membutuhkan)


YANG PALING CEPAT TERTIDUR:
• B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiri pun bisa tertidur)
• O (Kalau lagi capek dan tidak ada kerjaan mudah kena ngantuk)
• AB (tergantung kehendak)
• A (tergantung aturan dan orario)


YANG PALING GAMPANG FLU/DEMAM/BATUK/PILEK:
• A (lemah terhadap virus dan penyakit menular)
• AB (lemah terhadap hyangiene)
• O (makan apa saja enak atau nggak enak)
• B (makan, tidur nggak teratur)


YANG PALING CEPAT BOTAK:
• O
• B
• A
• AB


APA YANG PERLU DIANJURKAN AGAR TETAP SEHAT:
• A (Karena terlalu perfeksionis maka bersantailah sekali-kali, tidak usah terlalu tegang dan serius)
• B (Karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
• O (Karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai, jalan-jalan)
• AB (Karena gampang capek, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan membuat lega).


YANG PALING SERING KECELAKAAN LALU LINTAS (BERDASARKAN DATA KEPOLISIAN)

• A
• B
• O
• AB

From: Dr.FachRizaLcenter
(Rutinan KMKS Depan Ubinsa, Rabu Legi, 17 Dzulhijjah 1431 H/24 November 2010 M jam 17.00 WIB)

By: Muhammad Rikza Muqtada
Anggota Departemen Jaringan Hubungan Luar Negeri

Jumat, 19 November 2010

Sunan Kudus dan Kurban

Sunan Kudus dilahirkan dengan nama Ja'far Shadiq. Dia adalah putra dari pasangan Sunan Ngudung, adalah panglima perang Kesultanan Demak Bintoro dan Syarifah adik dari Sunan Bonang. Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 1550.
Sunan Kudus pernah menjabat sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak, dan dalam masa pemerintahan Sunan Prawoto dia menjadi penasihat bagi Arya Penangsang. Selain sebagai panglima perang untuk Kesultanan Demak, Sunan Kudus juga menjabat sebagai hakim pengadilan bagi Kesultanan Demak.
Dalam melakukan dakwah penyebaran Islam di Kudus, Sunan Kudus menggunakan sapi sebagai sarana penarik masyarakat untuk datang untuk mendengarkan dakwahnya. Sunan Kudus juga membangun Menara Kudus yang merupakan gabungan kebudayaan Islam dan Hindu yang juga terdapat Masjid yang disebut Masjid Menara Kudus.
Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kudus Kulon, yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus dan masih bertahan hingga sekarang. Sekarang Masjid Agung Kudus berada di alun-alun kota Kudus Jawa Tengah. Peninggalan lain dari Sunan Kudus adalah permintaannya kepada masyarakat untuk tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu dengan mengganti kurban sapi dengan memotong kurban kerbau, pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.

From: Wikipedia Indonesia

Pemerataan, Masjid Menara Bagikan Kurban Jumu'ah

Kudus, CyberNews. Yayasan Masjid, Makam, dan Menara Sunan Kudus menyembelih hewan kurban besok (19/11) atau 12 Dzulhijjah guna pemerataan daging kurban, khususnya untuk yang berhak namun belum tersentuh.

Panitia Kurban YM3SK, Deni Nur Hakim, mengatakan, cakupan pembagian daging kurban seluruh Kabupaten Kudus. “Daerah yang sudah ada orang berkurban tidak kami rekomendasikan didistribusikan, karena di situ sudah banyak. Justru orang yang berhak tetapi tidak ada yang berkurban kami drop,” jelasnya, kemarin.

Pemilihan tanggal terakhir dari tanggal yang diwajibkan dalam ajaran Islam untuk berkurban merupakan tradisi yang berjalan turun-temurun. “Kami bertumpu pada tradisi baik yang telah dijalankan orang terdahulu di Menara ini,” ujarnya.

Cara yang dilakukan untuk mengetahui daerah yang belum mendapatkan daging kurban adalah memanfaatkan sejumlah kawan, kenalan, atau jemaah yang sering ke Masjid Menara. Dari data itu akan ditentukan daerah mana yang belum tersentuh.

Tahun lalu pihaknya berhasil menghimpun delapan ekor kerbau dan 25 kambing yang dibagikan kepada ribuan warga. “Sampai saat ini yang masuk belum semunya. Tidak menutup kemungkinan akan bertambah lagi,” katanya yang juga staf YM3SK ini.

Cara pembagian yang dilakukan dengan mengantar daging kurban diyakini dapat meminimalisir kericuhan sebagaimana banyak terjadi di berbagai daerah. Hal ini juga dilakukan Pantia Kurban di Masjid Darul ‘Ilmi Universitas Muria Kudus. Salah satu panitia, Muhammad Fauzi, mengatakan, daging kurban diantar langsung ke warga sekitar dengan jumlah mencapai 900 kantong daging.

( Zakki Amali /CN16 )

From: Suara Merdeka Cyber News

Kamis, 14 Oktober 2010

Kongkow dan Ngobrol Bareng KMKS Walisongo

Pada Kamis, 06 Dzul Qa’dah 1431 H/14 Oktober 2010 M pukul 14.00 WIB, KMKS Walisongo mengadakan “Kongkow dan Ngobrol Bareng KMKS” di parkiran mobil kampus 3 (sebelah barat Ubinsa). Acara ini merupakan tindak lanjut dari Halal Bi Halal Dan Ta’aruf KMKS Walisongo Semarang pada 19 Syawwal 1431 H/28 September 2010 M kemarin sekaligus awal pertemuan dwimingguan bagi mahasiswa baru.

“Adapun agenda pada kongkow kali ini adalah ta’aruf antara pengurus dengan warga KMKS dimana belum terlaksana pada acara Halal bi Halal kemarin serta ada beberapa pemberitahuan dari pengurus yang berkaitan dengan agenda bulan ini dan juga mahasiswa baru”, jelas M. Khasan Amrullah, ketua umum KMKS Walisongo. Namun pada sore itu ada beberapa kegiatan di luar yang juga diikuti warga KMKS di lain tempat sehingga hanya ada 30 warga KMKS yang hadir.

Dalam kesempatan kali ini juga dibahas tentang acara tahlilan di rumah Bapak H. Ahmad Izzuddin, M. Ag pekan depan. Juga tidak lupa dibentuk koordinator per fakultas mahasiswa angkatan 2010. “Tujuan pembentukan koordinator per fakultas ini adalah memudahkan akses informasi dan komunikasi di lingkungan fakultas. Dengan ini diharapkan setiap kali ada kegiatan atau yang lainnya, warga KMKS bisa langsung memperoleh informasinya”, terang pria yang biasa disapa Amrul ini.

Tidak lupa juga didalamnya dibahas tentang persiapan kegiatan yang akan diwujudkan KMKS dengan pihak lain, yaitu pertandingan persahabatan dengan Pondok Pesantren Darun Najah Jrakah Ngaliyan serta para atlit yang terlibat didalamnya. Rencananya, kegiatan ini akan dilaksanakan satu bulan kemudian, tepatnya setelah Bapak Izzuddin selaku penggagas acara ini pulang dari short course selama 40 hari di Singapura.

By: Shofiyatul Maula
Anggota Departemen Pengkaderan SDM Kader

Selasa, 28 September 2010

Halal Bi Halal Dan Ta’aruf KMKS Walisongo Semarang

Sore hari yang cerah nampak di angkasa kota Semarang. Pada hari itu, Selasa, 19 Syawwal 1431 H/28 September 2010 M, KMKS Walisongo mengadakan acara “Halal bi Halal dan Ta’aruf KMKS Walisongo” di Masjid al Ikhlas Perumahan Bhakti Persada Indah (BPI) Ngaliyan. Acara yang diketuai oleh Firman Ubaidillah tersebut dimulai pukul 16.15 WIB setelah warga Kudus berkumpul dan panitia merampungkan segala persiapannya. Acara ini bertujuan untuk mempererat dan menyambung silaturrahim antar sesama warga KMKS, terutama dalam suasana bulan Syawwal ini, dan juga memperkenalkan KMKS Walisongo Semarang kepada teman-teman mahasiswa baru.

Acara halal bi halal dan ta’aruf ini dihadiri lebih dari 50 mahasiswa asal Kudus yang kebanyakan adalah teman-teman dari mahasiswa baru. “Acara ini merupakan realisasi program kerja KMKS pada 15 November 2009 dari Pengurus Harian dan Departemen Pengkaderan SDM Kader, yang dikoordinir oleh Risda Umami”, kata M. Khasan Amrullah, ketua KMKS Walisongo Semarang dalam sesi pandangan umum tentang KMKS.
Dalam acara ini, hadir Bapak H. Ahmad Izzuddin, M. Ag, dosen Fakultas Syari’ah sebagai pembicara yang memotivasi warga KMKS untuk lebih semangat dalam mencari ilmu di IAIN Walisongo ini dan aktif di KMKS, terutama bagi mahasiswa baru. Beliau mengatakan bahwa belajar di perguruan tinggi berbeda dengan belajar di sekolah menengah atas. “Ketika di sekolah kita berangkat jam tujuh dan pulang jam dua, maka di kuliah kita akan pergi ke kampus sesuai dengan jadwal yang telah kita dapatkan. Hal tersebut akan mengacaukan belajar mahasiswa dan mereka juga kurang bisa mengatur waktunya terutama dalam hal belajar dan berorganisasi” tutur Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia yang sedang menempuh program doktoralnya di IAIN Walisongo.

Beliau juga menambahkan, bahwa mahasiswa yang baik, seaktif apapun dirinya adalah yang paling aktif dan cepat lulus kuliah. Setelah itu, motivasi dari beliau pun diakhiri dengan beberapa pesan dan doa dari beliau. Kemudian acara dilanjutkan halal bi halal dengan mushofahah (jabat tangan) antara pengurus dan warga KMKS Walisongo. Acara ditutup pada pukul 17.35 WIB yang ditandai dengan berkumandangnya adzan Maghrib.

“Alhamdulillah, ada semangat dan antusiasme yang tinggi dari teman-teman KMKS untuk mengikuti acara ini terutama teman-teman mahasiswa baru. Semoga mereka juga tidak akan melewatkan acara-acara lain yang diadakan KMKS”, terang ketua panitia.

By: Erika Fitriana
Sekretaris Panitia Halal Bi Halal Dan Ta’aruf KMKS Walisongo Semarang

Minggu, 19 September 2010

Halal Bi Halal Dan Rapat Koordinasi Di Hari Yang Fitri

Hari Raya Idul Fitri pada tahun 1431 H ini jatuh pada hari Jumu’ah Legi, bertepatan dengan 10 September 2010 M. Bulan Syawwal merupakan bulan ke sepuluh dalam kalender hijriyah. Bulan ini jatuh setelah bulan puasa penuh berkah, Ramadlan. Pada bulan Syawwal ini, KMKS Walisongo mengadakan halal bi halal dan rapat koordinasi “Halal Bi Halal Dan Ta’aruf KMKS Walisongo di Semarang” pada Sabtu, 09 Syawwal 1431 H/18 September 2010 M bertempat di rumah Ady Agus Setyawan, Gribig Gebog.

Acara halal bi halal pengurus dan warga KMKS Walisongo ini dihadiri oleh 14 orang dan dimulai pada jam 09.30 WIB dengan acara pembukaan kemudian rapat koordinasi tentang persiapan “Halal Bi Halal Dan Ta’aruf KMKS Walisongo di Semarang”. Rapat ini merupakan kelanjutan dari rapat sebelumnya di rumah Shofiyatul Maula, Ledok Demaan pada Selasa, 28 Ramadlan 1431 H/07 September 2010 M. Rapat koordinasi pada pagi tersebut adalah pematangan konsep acara dan job description kepanitiaan serta tempat dan waktu pelaksanaan.

Dengan rahmat Allah Ta’ala, rapat tersebut berlangsung lancar dan menghasilkan beberapa kesepakatan yang sedikit berbeda dengan rapat sebelumnya. Saat adzan Dhuhur berkumandang pada pukul 11.32 WIB, rapat pun berakhir dan dilanjutkan dengan istirahat. Kemudian acara berikutnya adalah halal bihalal dan mushofahah antar sesama pengurus dan warga KMKS Walisongo dan juga dengan shohibul bait. Pada pukul 12.33 WIB, bacaan tasbih dan shalawat menandai berakhirnya acara halal bi halal dan rapat koordinasi pada kesempatan ini.

“Memang, acara halal bi halal dan rapat koordinasi di kota tercinta pada tahun ini tidak semeriah dan segemerlap pada tahun sebelumnya yang dihadiri oleh banyak senior, pengurus maupun warga KMKS Walisongo sendiri. Ini dikarenakan sebagian dari mereka sudah ada yang kembali ke Semarang maupun mempunyai kegiatan tersendiri. Namun bukanlah gemerlap maupun meriah yang kita harapkan, akan tetapi rasa kebersamaan dan kekeluargaan dalam satu keluarga Kudus di Semarang”, jelas Ketua Umum KMKS Walisongo, Muhammad Khasan Amrullah dalam sambutannya.

By: Noor Jannah
Bendahara Umum KMKS Walisongo

Senin, 13 September 2010

See You Ramadlan, Welcome Syawwal

Dalam tahun ini, 1 Syawwal 1431 H jatuh pada hari Jumu’ah Legi, bertepatan dengan 10 September 2010 M. Bulan Syawwal merupakan bulan ke sepuluh dalam kalender hijriyah. Bulan ini jatuh setelah bulan puasa penuh berkah, Ramadlan. Hari pertama bulan Syawwal adalah hari raya ‘Idul Fitri, yang disunahkan mengumandangkan takbir pada malam harinya. Dalam suatu hadits disebutkan:
زيِّنواالعيدين بالتهليل والتقديس والتحميد والتكبير
“Hiasilah hari rayamu (‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha) dengan membaca tahlil, kalimat subhanallah, tahmid dan takbir”.

Di Indonesia, bulan Syawwal merupakan saat dimana kaum Muslimin saling bermaaf-maafan dan bersilaturrahim ke rumah orang tua, sanak famili, teman dan para relasinya. Adapun esensi dari ‘Idul Fitri sendiri itu adalah yang tertera dalam suatu maqalah:
ليس العيد لمن لبس الجديد ولكن لمن طاعته تزيد، ولا لمن تجمل بالملبوس والمركوب و لكن لمن غفرت له الذنوب
“Hari raya bukanlah untuk orang yang berpakaian baru, akan tetapi untuk yang taatnya bertambah dan juga bukan untuk yang berhias dengan pakaian dan kendaraan akan tetapi untuk yang diampuni dosa-dosanya”.

Selamat Hari Raya ‘Idul Fitri 1431 H. Minal ‘Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Semoga Allah Ta’ala menerima amal ibadah kita dan mengampuni dosa-dosa yang telah kita lakukan. Semoga Allah Ta’ala selalu merahmati dan meridhoi aktivitas kita. Kullu 'aamm wa antum bi khoir. Amin.

By: Aufal Chima
Mahasiswi Angkatan 2009

Minggu, 12 September 2010

Buka Bersama, Bersama Kita Berbuka

Waktu menunjukkan pukul 15.57 WIB. Ada pesan singkat datang dari Sekretaris Umum KMKS Walisongo yang berisi: “Yuk,merapat k rmh shofi.. Pak ketum sdh ad d lokasi..”. Pada hari itu, Selasa, 28 Ramadlan 1431/07 September 2010, KMKS Walisongo mengadakan buka bersama di rumah Shofiyatul Maula, Ledok Demaan Kota. Buka bersama kali ini memang sengaja dilaksanakan di kota tercinta sendiri dikarenakan beberapa hal, semisal kesibukan dari sebagian besar pengurus yang masuk dalam kepanitiaan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kampus (OPAK) 2010 serta minimnya waktu tempuh kuliah yang hanya satu minggu.

Buka bersama ini diikuti oleh 14 orang yang terdiri dari pengurus dan anggota. Acara dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan tahlilan yang dipimpin oleh M. Rikza Muqtada. Setelah itu, dilanjutkan dengan rapat koordinasi Halal Bi Halal Dan Ta’aruf KMKS Walisongo. Rapat ini dimulai dengan pemilihan ketua panitia, dengan ketua terpilih Firman Ubaidillah kemudian dilanjutkan dengan melengkapi susunan kepanitiaan serta waktu, tempat dan konsep umum acara.

Pada tepat pukul 17.36 WIB, rapat pun diakhiri dan ditutup bersamaan dengan berkumandangnya adzan maghrib. Acara kemudian dilanjutkan dengan buka bersama dan ramah tamah dari shohibul bait. Setelah itu, pukul 18.10 acara buka bersama diakhiri dengan mushofahah dan pembacaan hamdalah bersama. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin…

By: M. Rikza Muqtada
Anggota Departemen Jaringan Hubungan Luar Negeri

Kamis, 26 Agustus 2010

Marhaban Ahlan wa Sahlan, Selamat Datang Adik-Adikku

Liburan semester genap tahun ini hampir berakhir. Kini kita akan menginjak ke semester gasal. Hampir sebulan penuh ini dipenuhi dengan rangkaian kegiatan akademik semester gasal IAIN Walisongo Semarang 2010. Dimulai dengan registrasi, pengambilan HSS, perwalian, daftar mata kuliah dan Orientasi Pengenalan Akademik dan Kampus (OPAK) 2010 bagi mahasiswa baru pada 24-28 Agustus 2010. Adapun kuliah umum akan diselenggarakan pada Senin, 30 Agustus 2010 di audit 2 kampus 3.

Tak terasa juga, bulan Agustus ini menandai berjalannya sepuluh bulan kepengurusan KMKS periode 2009/2010. Banyak kenangan yang telah dilalui pada kepengurusan periode ini. Rasa suka-duka, kebersamaan, kekeluargaan dan keakraban selalu mengiring langkah kita. Berbagai kegiatan sudah banyak yang terealisasi, walaupun lebih banyak juga yang belum dapat diwujudkan. Walaupun banyak kekurangan, namun tidak menjadi hambatan untuk melangkah lebih maju. Antusiasme dan semangat teman-teman untuk berorganisasi yang selalu ada menjadi motor penggerak untuk kesuksesan bersama.

Kepada adik-adikku asal Kudus yang telah diterima di IAIN Walisongo Semarang, baik dari Fakultas Dakwah, Syari’ah, Tarbiyah dan Ushuluddin dari berbagai jurusan, kami ucapkan selamat datang di kampus tercinta ini. Kami tunggu partisipasinya di Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS) Walisongo.

Semoga dengan diterimanya panjenengan semua pada bulan Ramadlan yang bertepatan dengan bulan Agustus ini membawa keberkahan, manfaat dan kesuksesan. Mulailah dengan niat yang baik, dilandasi dengan keikhlasan dan kesungguhan serta doa dari kedua orang tua. Fintidharikum ya ikhwanna!

“Janganlah bertanya apa yang akan Anda dapat di KMKS Walisongo. Tapi tanyakanlah apa yang bisa Anda berikan pada KMKS Walisongo”

By: Risda Umami
Koordinator Departemen Pengkaderan SDM Kader

Jumat, 30 Juli 2010

Penjemputan Wisudawan-Wisudawati Asal Kudus

Pada Kamis pagi yang cerah di sekitar kampus 3, ada beberapa organisasi yang sedang menyiapkan penjemputan. Begitu juga, ada beberapa teman KMKS sedang menyiapkan tempat untuk stand penjemputan wisudawan-wisudawati asal Kudus di depan gedung M fakultas Syari’ah.
Hari itu, Kamis, 29 Juli 2010, KMKS mengadakan penjemputan wisudawan-wisudawati asal Kudus. Seperti organisasi yang lain, KMKS juga telah memasang spanduk dan membentuk kepanitiaan demi suksesnya acara tersebut. Akan tetapi sayang, hanya beberapa orang yang ikut dikarenakan wisuda kali ini dilaksanakan pada saat-saat liburan semester. Sehingga beberapa warga KMKS berhalangan untuk ikut dikarenakan masih ada di rumah.
Sekitar pukul 10.30 WIB, teman-teman sudah mulai menunggu di depan pintu audit II untuk menjemput wisudawan-wisudawati. Para wisudawan-wisudawati keluar dari pintu sebelah barat dan timur. Pada saat di lapangan, teman-teman mengalami kesulitan untuk mencari wisudawan-wisudawati dikarenakan harus mencari ke seluruh bagian dalam audit, kekurangtahuan siapa yang akan dijemput ataupun berebut dengan organisasi lainnya.
Ada sekitar 17 wisudawan-wisudawati asal Kudus pada hari itu. Akan tetapi sebagian ada yang ikut beberapa organisasi sehingga tidak semuanya bisa hadir di stand KMKS. Alhamdulillah, akhirnya ada tujuh wisudawan-wisudawati yang bisa hadir, dua wisudawan dari Fakultas Syari’ah (Ma’mur Zainal dan Muflihun), tiga wisudawati dari Fakultas Tarbiyah (Nor Farihah, Naila Zulfa dan Naila Fikrina Afrih Lia beserta keluarganya) dan dua wisudawan dari Fakultas Ushuluddin (Syariful Anam dan Muhammad Abu Nadlir).
Dalam penyambutan ini, ada penyerahan kenang-kenangan dari KMKS kepada kakak-kakak wisudawan-wisudawati yang diserahkan langsung oleh ketua umum KMKS, Mohammad Khasan Amrullah. Kemudian acara dilanjutkan dengan doa yang menandai berakhirnya acara penjemputan pada hari itu. Selamat kepada kalian semua kakak-kakakku. Mudah-mudahan kalian semua dalam naungan rahmat Allah Ta’ala.

By: Shohibul Fadhilah
Sekretaris Panitia Penjemputan KMKS

Selasa, 27 Juli 2010

Kudus dan Arah Kiblat Ilmu Falak

Dua hari berturut-turut (17-18 Juli) Suara Merdeka menurunkan laporan tentang dinamika perubahan arah kiblat di beberapa masjid besar yang ada di daerah. Kiblat menjadi persyaratan formal sah dan tidaknya shalat. Begitu pentingnya masalah formalitas dalam ibadah sehingga shalat yang tidak dilaksanakan dengan dada menuju kiblat, batal.
Saat ini, kiblat shalat dianggap ahli ilmu falak kurang sesuai arah pas Ka’bah karena seiring terjadinya pergeseran bumi. Kalau dulu arah kiblat menghadap ke barat, kini agak melenceng ke utara: barat laut. Karena itulah, beberapa pengelola masjid ada yang merombak bangunan atau menyesuaikan garis barisan shalat demi mengarahkan agar arah kiblat sesuai arah pancer Kakbah di Makkah.
Pada zaman Orde Lama dan Orde Baru, represi kuasa begitu hegemonik dalam penentuan arah kiblat dan keputusan berbasis astronomi lainnya. Siapa yang ’’membangkang’’ akan terkena represi penguasa. Adalah KH Turaichan Adjhuri Asy-Syarofi (1915-1999), ulama ahli ilmu falak dari Kudus yang semasa hidupnya acap mendapatkan perlawanan dari penguasa karena keputusannya yang berbeda.
Ilmunya itu adalah disiplin ilmu yang tidak banyak digeluti orang. Dalam khazanah Islam, falak didefinisikan sebagai ilmu yang mengkaji lintasan edar pasti benda-benda langit (falak), yang dalam bahasa Inggris disebut orbit. Karena itu, ada yang menyebutnya dengan ilmu hisab (perhitungan), miqat (batas waktu), rusydu (pengamatan), dan hai’ah (peredaran bulan). Seringkali pula disamakan dengan astronomi (falak ilmi/terapan). (Susiknan Azhari, Ilmu Falak, 2007).
Di Kudus, dalam pengamatan penulis, hanya dua sekolah swasta yang memberikan kesempatan kepada peserta didiknya mempelajari falak, yaitu Madrasah Tasywiqut Thullab Salafiyah (TBS), tempat Mbah Tur (sapaan akrab KH Turaichan) dulu menimba ilmu, dan Madrasah Qudsiyah.
Meskipun begitu, Kudus dianggap memiliki pengaruh besar perkembangan falak Indonesia, dengan Mbah Tur sebagai ikonnya.
Semasa Mbah Tur masih hidup, orang Kudus punya kiblat sendiri dalam penentuan awal bulan puasa, penentuan Hari Raya, arah kiblat, serta fenomena gerhana yang kerap memicu konflik antargolongan umat Islam. Apapun yang dikatakan Mbah Tur, akan diikuti orang Kudus, kendati berlawanan dengan keputusan pemerintah.
Kiblat Ilmu Falak
Tatkala dipercaya sebagai Ketua Markas Penanggalan Jawa Tengah, edaran kalender di Jateng adalah hasil dari tangan kreatif Beliau. Kecermatannya menghitung peredaran orbit angkasa luar acapkali membuat penguasa kala itu meradang. Pada 1984 misalnya, Mbah Tur pernah diperkarakan karena menentang anjuran pemerintah berdiam diri dalam rumah saat gerhana matahari total datang. Alasannya, gerhana total yang disaksikan dengan mata telanjang bisa mengakibatkan kebutaan mata.
Alih-alih menaati, Mbah Tur justru mengajak secara terang-terangan kepada masyarakat luas untuk ke luar rumah menyaksikan langsung dan bersama melaksanakan shalat khusuf (shalat karena gerhana matahari), seperti anjuran Nabi Muhammad. Terbukti, tak ada di antara mereka yang buta kornea matanya. Kukuhnya pendapat Mbah Tur dan kejelian pengamatannya kian membuat kiai yang pernah duduk di jajaran pengurus PBNU ini dikenal sebagai guru falak Indonesia.
Kudus kemudian dikenal sebagai kiblat perkembangan ilmu falak. Sepeninggal Mbah Tur, ada beberapa murid pengganti yang meneruskan kiprahnya, antara lain Rafiq Hadziq, Nur Ahmad, Choiraz Zad, Sirril Wafa (putra beliau), dan Ahmad Bashir. Namun, karena tingkat keilmuan mereka belum bisa menyamai profesionalitas Mbah Tur, belum ada yang berani mengeluarkan fatwa yang berbeda dari keputusan pemerintah, kendati tak jarang lebih tepat.
Saya ingat, ketika masih belajar Ilmu falak di TBS kawan-kawan sekelas diajak membuat kalender tahun-tahun bersejarah, semisal tahun Proklamasi Kemerdekaan 1945, Kebangkitan Nasional 1928, kelahiran NU 1926, tanggal kelahiran perorangan, dan tragedi kerusuhan Mei 1998.
Kalau ada sekolah lain berbasis falak, syukur di luar Kudus, Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2010 tentang Arah Kiblat menghadap barat laut itu mungkin tidak akan memicu konflik berkepanjangan karena banyak orang bisa menghitung cermat secara falakiyah. Di Kudus sudah ada, tinggal meng-copy-paste untuk daerah lain.

By Ahmad Tajuddin Arafat S. Th. I, alumnus Madrasah Tasywiqut Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, kelahiran Kudus

Dimuat di Suara Merdeka, Sabtu 24 Juli 2010

Selasa, 29 Juni 2010

3C ( Cinta dan Cita Chilya )

Pagi yang cerah, mentari pagi tampak indah menghiasi langit seolah menemani Chilya melaju dengan sepedanya menuju sekolah. Tampak rona kebahagiaan terukir di wajah cantiknya dengan kibaran jilbab putihnya. Sejauh 1 Km setiap hari Chilya mengayuh sepedanya pulang pergi sekolah. Walaupun begitu tak sedikitpun timbul perasaan rendah diri di hatinya sebagai siswi SMU favorit di kotanya. Sejak kecil Chilya dan kakaknya bernama Hasan diasuh oleh paman dan bibinya sepeninggal kedua orang tuanya. Walau sudah lama tak merasakan hangatnya cinta kasih ayah bunda, mereka tetap merasakan kasih sayang dari keluarga paman.
Tak lama ia tiba di sekolah. Langkahnya begitu bersemangat menyusuri jalan menuju kelasnya. Tiba-tiba didengarnya seorang tengah memanggil namanya. Ia menengok ke arah sumber suara. Ternyata Hilman menghampirinya.
“Hilman, ada apa?”
“Nanti ada pertemuan anak-anak redaksi di sekertariat” Ujar Hilman dengan gaya ketusnya.
“OK”
Cowok berkacamata itu segera meninggalkannya. Hilman dan Chilya anggota tim jurnalis sekolah, selain itu ada Shila dan Raghib partner kerjanya. Shila cewek tomboi yang merupakan teman sebangku sekaligus sahabat Chilya. Raghib dengan ciri khas gayanya yang sok cool dan jepret sana jepret sini dengan kamera digitalnya.
Sebelum bel masuk berbunyi, Shila menyempatkan diri sharing pada Chilya.
“Chil, aku mau sharing nih”, meniru gaya Raghib
“Boleh, sharing apa?”
“Kamu masih ingat kan sama cowok yang sering aku ceritakan ke kamu?”
“Yupz”
“Makin hari aku makin jatuh hati sama dia. Senyumnya, sikapnya, dan sosoknya yang begitu sempurna di mataku, membuatku gak bosan-bosannya mikirin dia”
“Hmm…. Tapi kamu payah Shil, kamu gak pernah ngasih tau namanya sama aku, jadi penasaran melulu.”
“Santai aja, ntar juga tau sendiri. BTW, gimana kalo aku nembak dia?”
“What??? Shila, apa-apaan sih. Kamu tuh cewek!”
“Yeeey, emang! Sejak aku lahir semua orang juga tau kalo aku cewek. But, hari gini gitu loch, Chil?!”
“Gak, pokoknya aku tetap gak setuju. Titik, gak pake koma!”
Teeet…teeet…teeet… Bel masuk berbunyi menandakan kegiatan belajar mengajar siap dimulai. Kegiatan belajar serasa begitu cepat. Jam ,istirahat pub tiba. Chilya beranjak meninggalkan kelasnya. Shila mengikutinya.
“ Chil, mau kemana?”
“ Ke sekertariat menemui Hilman, katanya ada job buatku.”
Mata Shila berbinar, ia pun ikut sahabatnya menemui Hilman. Kedua cewek lincah berjilbab itu menuju sekertariat, di sanalah pangkalan anak-anak redaksi. Keduanya begitu kontras. Chilya cewek lembut nan anggun, sedangkan Shila cewek tomboi namun manis dipandang.
Di sekertariat seluruh crew redaksi segera berdatangan. Hilman menunggu kedatangan Chilya. Hatinya berdebar-debar. Ia telah lama memendam perasaan cintanya pada Chilya. Cowok mana yang tak kagum dengan pribadi Chilya. Hilman yang dikenal ketus, tak kuat menahan pesona Chilya. Ia tak menyadari tengah ditaksir seseorang. Dialah Shila.
Di depan mading ramai berdesakan. Karena penasaran Chilya dan Shila melihat apa yang tengah menjadi pusat perhatian teman-temannya. Disana tertempel sajak-sajak cinta puitis yang begitu indah, sayangnya sajak indah itu anonim. Siapakah gerangan penyairnya? Semua yang membacanya penuh tanda tanya besar. Keduanya segera meninggalkan mading lalu menuju sekertariat.
Seluruh tim jurnalis berkumpul. Hilman, sang Pimred memulai diskusi dan membagi job. Di tengah obrolan santai mereka, mata Shila tak henti-hentinya memandang pujaan hatinya. Hilman tak menyadarinya. Raghib tak ketinggalan dengan tingkah usilnya, mengabadikan tingkah Shila dalam kamera digitalnya. Shila tetap tak menyadari bahwa ia tengah ditertawakan oleh semua rekannya. Chilya yang duduk di sebelahnya segera membangunkan dari lamunannya. Shila tergagap dan malu di hadapan rekan-rekannya. Ia segera meninggalkan ruangan dan menuju kelasnya.
Shila ingin melanjutkan lamunannya di kelas tanpa seorangpun yang akan mengganggunya. Ketika sedang membereskan buku-buku yang memenuhi mejanya, tiba-tiba ia menemukan sesuatu yang terselip diantara buku-buku itu. Ternyata surat yang ditujukan pada Chilya, walau ragu ia tetap membacanya. Dibacanya surat itu dan pada akhirnya tertera nama Hilman Nadja. Cowok yang begitu diidamkannya ternyata menaruh hati pada sahabatnya. Seketika itu pula hati Shila tercabik-cabik dan hancur.
Chilya masuk ,kelas. Ia menangkap perubahan pada diri Shila. Tadi yang begitu berseri-seri berubah menjadi wajah penuh dendam. Chilya menanyakan apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Shila tak menjawab. Sorot matanya penuh kebencian. Ia muak melihat Chilya dan segera meninggalkannya. Sejak itulah hubungan keduannya makin renggang.
Berhari-hari sikap Shila tak ubahnya dengan kemarin. Chilya sedih diperlakukan seperti itu oleh sahabatnya apalagi ia tak tahu penyebabnya. Persahabatan tak selamanya berjalan mulus.
Hilman bingung dengan reaksi Chilya yang biasa-biasa saja. Padahal ia telah memberanikan dirinya mengungkapkan isi hatinya lewat surat itu. Hilman dan Chilya sama-sama tak mengerti apa yang terjadi. Kuncinya terletak pada Shila namun ia tetap dengan tingkah diamnya.
Shila duduk di taman. Raghib memperhatikannya dan melihat Chilya tengah mencari seseorang. Dengan isyarat Raghib, Chilya menemukan apa yang dicari. Shila beranjak pergi melihat Chilya menghampirinya, namun Chilya memegang erat tangan sahabatnya.
“Shil, kita sahabat kan?! Tolong ceritakan apa yang udah membuatmu kaya’ gini. Apa aku ada salah sama kamu?”
“Kamu gak salah sobat, bahkan kamu gak tahu apa-apa, Cuma hatiku yang ill feel usai membaca surat Hilman.” Gumam Shila dalam hatinya sambil menitikkan air mata.
Shila tak tahan memusuhi sahabatnya dan berfikir segera mengakhirinya. Ia angkat bicara dan merogoh sakunya mengambil surat Hilman.
“Surat ini yang membuatku jadi kaya’ gini.” Shila mennyodorkannya pada Chilya
Chilya segera membacanya. Tulisan itu sama persis dengan sajak puitis di mading kemarin. Lalu dalam hati, ia bertanya-tanya siapa pengirimnya. Beberapa detik kemudian ia mendapat jawaban. Surat itu ditujukan pada pujaan hati “Chilya Syakib” dan tertera nama pengirimnya “Hilman Nadja”. Sontak ia terkejut dan menghentikan bacaannya.
“Chil, kamu ingat kan sama cowok pujaan hati yang sering aku ceritakan? Dia itu Hilman.”
Mata mereka beradu pandangan. Chilya meraih tubuh Shila dan memeluknya erat. Keduanya tak kuat menahan haru dan berurai air mata. Raghib yang sejak awal memperhatikan, kini turut mengerti masalahnya. Cuaca mendung seolah menggambarkan perasaan kedua gadis yang bersahabat itu.
“Maafin aku ya, Shil.”
“Sebenarnya kamu gak salah, justru aku yang khilaf. Ah, namanya juga perasaan. Emm,,apa kamu juga suka pada Hilman?”
“Gak. Gak salah maksudnya!”
Shila merengek dan kecewa sekali.
“Yeey, bercanda lagi. Aku menganggapnya sebatas partner kerja doang kok. So, masih semangat gak nerusin permainan rasamu itu?”
“Masih dong, he he he…”
“Gue suka gaya loe” ( Chilya berlagak seperti Raghib)
Mereka berdua kembali akur seperti sedia kala, menghiasi hari-harinya dengan ,penuh keceriaan nan senyuman.
*****
Malam pun tiba. Paman mengajak seluruh anggota keluarga menghadiri undangan tasyakuran di rumah Haji Abduh atas wisuda putranya kemarin. Tak satu pun dari anggota keluarga yang terlewatkan, sepertinya moment itu begitu penting. Mobil melaju kencang ditemani dengan derasnya hujan. Chilya teringat dengan mendiang orang tuanya yang meninggal dalam kecelakaan tragis beberapa tahun yang lalu. Derasnya hujan torehkan duka yang teramat mendalam. Matanya yang indah mulai berkaca-kaca, namun ia segera mengusirnya dengan tingkah lucu sepupunya yang masih balita bernama Azka, putra bungsu paman. Satu mobil ramai akan tingkah Azka.
Satu jam berlalu. Mereka telah sampai di rumah Haji Abduh. Hasan sangat bahagia karena sebentar lagi bertemu teman bermainnya waktu kecil, Habib. Ia adalah purta Haji Abduh yang baru saja menyelesaikan studi S1 di Mesir.
Haji Abduh sekeluarga menyambut hangat kedatangan mereka. Tiba-tiba Chilya menangkap sosok yang begitu dikenalnya, Hilman. Mereka sama-sama tidak menyangka akan bertemu. Acara tasyakuran berlangsung. Kedua keluarga melanjutkan dengan obrolan santai namun teramat penting untuk diikuti, terlihat tak satu pun dari kedua anggota keluarga yang terlewatkan. Setelah tuan rumah menjelaskan panjang lebar, hampir semuanya terkejut dengan apa yang baru saja mereka dengar. Terlebih Chilya dan Habib. Mereka berdua telah dijodohkan. Haji Abduh adalah sahabat akrab ayah Chilya. Hasan nyaris tak percaya, ia sebagai kakak tidak mengetahui hal ini sebelumnya. Paman dan bibi tidak pernah menceritakannya meski mereka tahu. Chilya hanya menunduk dengan mata berkaca-kaca, ia tidak kuat menatap ke depan dan sekelilingnya. Tepat di hadapannya duduk seorang pemuda tampan yang baru dikenalnya malam itu. Dialah Habib. Chilya shock dengan kabar ini. Hasan mengerti perasaan adiknya. Sebagai kakak, ia pun angkat bicara.
“Maaf, ijinkan Saya mewakili adik Chilya menanggapi kabar ini.”
“Tentu, silakan nak Hasan.”
“Sebenarnya kami amat terkejut dengan kabar ini, kiranya dik Chilya membutuhkaan waktu untuk memikirkan hal yang sakral ini.”
“Oh, ya tentu. Lalu bagaimana tanggapanmu, Habib?”
“Saya mengikuti abah dan umi saja.”
Habib terpesona melihat Chilya, namun ia tetap berusaha menampakkan sikapnya yang biasa. Hilman pupus harapan akan cintanya. Gadis yang dicintainya ternyata adalah calon iparnya.
Keluarga Chilya berpamitan. Selama di perjalanan Chilya tak bicara sepatah kata pun. Hasan memperhatikannya. Pikiran Chilya mengembara. Mengapa ayahnya berbuat demikian. Memang dulu ayahnya berkata padanya bahwa kelak ia akan dinikahkan dengan pemuda yang sholeh. Diakah yang dimaksud ayah? Kak Habib, pemuda yang sama sekali belum pernah dikenalnya, kelak akan menjadi pendamping hidupnya. Menurut apa yang telah didengarnya tadi, Habib memang telah lama di pesantren. Lalu atas beasiswa, ia melanjutkan studinya di Mesir. Usianya sebaya dengan kakaknya. Jujur pemuda seperti Habib lah dambaan hati Chilya. Namun hari ini hatinya begitu kalut, sejak konflik dengan Shila, membaca surat Hilman, dan terakhir perjodohan ini.
*****
Hasan memikirkan Chilya. Banyak harapan Hasan pada adik satu-satunya yang penuh prestasi dan talenta. Sangat disayangkan jika tidak dikembangkan karena menikah dini. Adiknya punya banyak angan dan cita-cita, itu semua belum tercapai walau mungkin satu dari cita-citanya telah menanti di depan mata yakni menikah dengan Habib, yang berarti membahagiakan mendiang ayah bundanya. Tidak, menikah bisa ditunda. Andaikan memang berjodoh, tokh kelak pasti akan bertemu, pikir Hasan.
Chilya menceritakan semua masalahnya pada Shila. Ia hampir tak percaya mendengarnya. Dunia serasa begitu sempit.
Selang beberapa hari, Hasan mengajak adiknya menemui Habib karena ia berpikir banyak hal yang perlu dibicarakan. Chilya pun menyanggupi.
“Bicaralah, Adikku. Kakak ingin mendengar jawabanmu secara langsung.” Pinta Habib.
“Chilya memahami keinginan ayah bunda, Chilya ingin sekali mewujudkannya. Namun, sekarang ini Chilya benar-benar belum siap lahir batin. Masih banyak harapan yang ingin Chilya raih sebelum menikah.”
Habib memandang Chilya sejenak. Ia sungguh terpesona melihat sosok Chilya. Hatinya tersentuh dan membuatnya berdebar-debar. Ia benar-benar ingin memiliki dan membahagiakan gadis cantik nan santun di depannya itu.
“Kak Habib mengerti dan tak ingin memaksa Adik terburu-buru melangkah. Memang pernikahan adalah hal yang sangat sakral dan perlu kesiapan lahir batin. Untuk itu, Kakak setujui keinginan Adik dan bersedia menunggu Adik.” Jelas Habib
Lega hati Chilya dan Hasan mendengar jawaban bijak Habib. Chilya siap meniti jalan meraih cita-citanya sembari Habib melanjutkan studi S2 di Belanda. Mereka menitipkan cintanya pada Dzat Pemberi anugerah cinta. Dalam hati mereka berdua seraya berdoa memohon pada-Nya agar kelak tiba saatnya semoga dipertemukan dalam suatu ikatan suci penuh berkah berlimpah.

By: Naili Ni’matul Illiyyun
Ketua Ma'had Putri FUPK IAIN Walisongo Semarang

Sabtu, 29 Mei 2010

Safari KKN di Kota Wali

Pada hari Rabu, tanggal 26 Mei 2010 di timur KOPMA IAIN Walisongo Semarang, beberapa orang berkumpul. Karena beberapa minggu terakhir ada gawe-gede, yaitu Seminar Pendidikan “Pentingnya ICT Sebagai Sumber Pembelajaran”, maka kunjungan pun dilaksanakan di hari-hari terakhir KKN. Sore itu, sekitar jam 16.30 setelah hujan reda, mereka bersiap-siap untuk ber-safari KKN di kota Demak. Mereka adalah mas Amrul, Supri, Nawwir, Yansen, Alka, Reza, Firman, Umar, Akmal, mbak Nila, Shofi, dan Farich.
Berangkat dari kota Atlas jam 17.00 dan sampai di lokasi KKN jam 18.30. Pada safari KKN kali ini, KMKS hanya mengunjungi tiga posko. Lokasi yang pertama kali dikunjungi adalah poskonya mas Ainun Nafis, ketua KMKS periode 2007-2009 di desa Bulusari kecamatan Sayung. Setelah itu, next visit adalah posko Tambakroto di kecamatan yang sama. Di posko ini, mereka mengunjungi mas Hambali yang mana poskonya berdekatan dengan mas Nafis.
Setelah dari dua posko, kunjungan terakhir adalah ke posko mas Munawwir di kecamatan Karangawen nun jauh di sana. Karena saking jauhnya, akhirnya zairin dan zairot merasa lelah dan letih. Mereka menginap satu malam di posko beliau untuk mengistirahatkan badan. Kunjungan ini ditemani oleh mas Nafis dan mas Hambali yang lagsung kembali ke poskonya masing-masing karena ada persiapan acara KKN untuk esoknya.
Pagi sebelum matahari terbit, kafilah KMKS ini pun kembali lagi ke kota Semarang. Hal ini dikarenakan ada kewajiban dan tugas yang tidak bisa ditinggalkan, yaitu kuliah. Selamat menempuh hari-hari KKN yang menyenangkan. Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberikan balasan yang terbaik bagi pengabdian kalian semua. Wa Allah’indahuu husn al tsawaab.
By: Muhammad Akmaluddin
Koordinator Dept. Dalam Negeri KMKS IAIN Walisongo Semarang

Seminar Pendidikan “Pentingnya ICT Sebagai Sumber Pembelajaran”

Puji syukur ke hadirat Allah Ta’ala yang telah melimpahkan karunianya sehingga seminar yang dikoordinir oleh Departemen Jaringan Hubungan Luar Negeri dapat terlaksana. Seminar dengan tema “Pentingnya Information and Communication technology (ICT) Sebagai Sumber Pembelajaran” dapat berlangsung lancar walaupun ada sedikit kendala. Seminar dilaksanakan pada Sabtu, 22 Mei 2010 pukul 09.30 WIB-12.15 WIB dan bertempat di gedung Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Kudus Jalan Sunan Muria No. 9 (depan SMP 1 Kudus).
Seminar ini dihadiri lebih dari 60 peserta, yang terdiri dari siswa dan guru SMA sederajat se-Kabupaten Kudus, organisasi daerah di IAIN Walisongo Semarang, warga dan senior KMKS Walisongo IAIN Walisongo Semarang. Dihadiri juga oleh Kepala Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga, Drs. Sudjatmiko, M. Pd. Beliau memberikan sambutan, sebagai pengganti dari Bapak Bupati Kudus, H. Musthofa W yang tidak dapat hadir dikarenakan ada acara di luar kota.
Acara ini terbagi ke dalam dua sesi. Yang pertama adalah materi motivasi pendidikan yang disampaikan oleh H. Shofiyan Hadi, Lc. MA (Pendiri Pesantren Entrepreneur Al-Mawaddah Kudus). Inti dari materi ini adalah tentang Life Excellent, bagaimana kita bisa meraih kesuksesan dalam belajar dan hidup. Sesi kedua adalah materi tentang sejarah ICT dan perkembangannya dalam lingkup pembelajaran. Materi disampaikan oleh Drs. H. Fatah Syukur, M. Ag (dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang).
Sebelumnya, seminar yang diketuai oleh Ricky Rachman (mahasiswa semester 4 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo jurusan Pendidikan Bahasa Arab) ini, akan dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Kudus. Akan tetapi karena Sabtu adalah hari libur, maka untuk tempat akhirnya dialihkan ke gedung Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Kudus Jalan Sunan Muria No. 9 (depan SMP 1 Kudus).
Seminar ini tidak dapat berjalan tanpa dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Last but not least, small but beautiful. Walaupun dengan jumlah peserta yang jauh dari harapan panitia, akan tetapi seminar tetap dapat berjalan dengan lancar dan meriah.
Undhur ilaa al ma’aanii, laa ilaa al mabanii. Yang terpenting bukanlah meriah atau besar dan mewahnya acara seminar ini, akan tetapi bagaimana kerjasama dan rasa kekeluargaan terwujud dalam Keluarga Mahasiswa Kudus Semarang (KMKS) IAIN Walisongo Semarang.
‘Alaihi tawakkalnaa wa illaihi nuniib.....
By: Maslikhah al Nida
Sekretaris Panitia Pelaksana Seminar Pendidikan “Pentingnya ICT Sebagai Sumber Pembelajaran” KMKS IAIN Walisongo Semarang

Minggu, 25 April 2010

Pendaftaran FUPK IAIN Walisongo Semarang

Fakultas Ushuluddin merupakah salah satu Fakultas yang ada di IAIN Walisongo. Fakultas ini memiliki 4 jurusan: 1. Aqidah dan Filsafat. 2. Tafsir dan Hadits 3. Tasawuf dan Psikoterapi 4. Perbandingan Agama. Alamat : Jl. Prof. DR. Hamka Km.1 Ngaliyan Semarang 50185 Telp. 024 7601294 E-Mail: ushuluddin_smg@yahoo.co.id

PENERIMAAN MAHASISWA BARU TAHUN 2010/2011
5 Alasan Memilih Fakultas Ushuluddin
1. Lulusan memiliki kesempatan yang sama untuk Menjadi Guru Profesional (Permendiknas No.8 Tahun 2009).
2. Lingkungan Bahasa Arab dan Inggris yang kondusif.
3. Studi Keislaman Yang Serius dan Mendalam.
4. Perpustakaan Lengkap dan Hot Spot yang baik.
5. Dosen Profesional dan berkualitas.

FAKULTAS USHULUDDIN IAIN WALISONGO
mencetak sarjana/ulama :
1. Filosof Muslim
2. Psikolog Muslim
3. Theolog Muslim
4. Ahli Tafsir dan Hadits

A. Program Reguler
Sebanyak kurang lebih 100 orang mahasiswa program ini akan mendapatkan beasiswa tahun pertama. Jika mampu mempertahankan prestasi, akan diusahakan untuk mendapatkan beasiswa tahun-tahun berikutnya.
Program Reguler ini akan menerima mahasiswa baru melalui dua jalur :
1. Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru IAIN Walisongo (sesuai ketentuan IAIN Walisongo)
2. Jalur Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Ushuluddin, dengan syarat sebagai berikut :
a. Melampirkan nilai raport semester I kelas 12 atau ijazah/syahadah yang disahkan oleh pimpinan lembaga
b. Mengisi formulir yang disediakan oleh Fakultas
c. Pendaftaran terakhir pada tanggal 19 Juni 2010 (cap pos)
d. Pengumuman : 30 Juni 2010

B. Jurusan / Proram Studi
1. Jurusan Aqidah & Filsafat (Terakreditasi B)
2. Jurusan Tafsir & Hadits (Terakreditasi A)
3. Jurusan Perbandingan Agama (Terakreditasi B)
4. Jurusan Tasawuf & Psikoterapi (Terakreditasi B)

C. Program Khusus
Program Khusus dirancang dengan beberapa spesifikasi, baik mengenai penerimaan calon mahasiswa, kualifikasi calon mahasiswa, maupun pengelolaan pembelajarannya. Sebagian besar aktivitas mahasiswa program ini dirancang dengan menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris, baik dalam kelas formal, kelas non-formal (halaqah), maupun aktivitas keseharian.
Untuk menunjang program pembelajaran, seluruh mahasiswa Program Khusus akan mendapatkan beasiswa dan gratis asrama tahun pertama. Jika mampu mempertahankan prestasi, akan diusahakan untuk mendapatkan beasiswa tahun-tahun berikutnya.
Adapun jadwal Penerimaan Mahasiswa Program Khusus adalah sebagai berikut :
1. Pendaftaran : 3 Mei s.d. 30 Juni 2010
2. Tes (Bhs.Arab, Bhs.Inggris, dan Tes Potensi Akademik): 1 Juli 2010
3. Pengumuman : 8 Juli 2010
4. Registrasi : 12 s.d. 23 Juli 2010

D. Mata Kuliah
Aqidah & Filsafat : Tafsir & Hadits Aqidah, Filsafat Islam, Teologi Terapan, Ilmu Kalam, Tasawuf Falsafi, Mantiq
Jurusan Tafsir & Hadits : Kajian Tafsir Klasik, Kajian Tafsir Modern, Madzahib al-Tafsir, Masail al-Tafsir, Bahtsul Kutub Syarh Hadits, Tahqiq al-Hadits, Takhrij al-Hadits, Ilm al-Jarh wa al-Ta’dil
Perbandingan Agama : Sosiologi Agama, Psikologi Agama, Fenomenologi Agama, Antropologi Agama, Manajemen Konflik, Dialog Antar Agama, Nushush Qur’aniyah, Hadits Tematik.
Jurusan Tasawuf & Psikoterapi : Tasawuf Sosial, Tasawuf Akhlaki, Psikologi Abnormal, Psikologi Klinis, Sufi Healing. Konseling Psikoterapi, Tarekat & Konsep Suluk, Psikofarmaka & Obat Traidisional, Ilmu Kesehatan Dasar.

From: http://ushuluddinsmg.blogspot.com/2010/01/penerimaan-mahasiswa-baru-tahun.html

Sabtu, 27 Maret 2010

Menguak Mitos Sapi Kudus

Dalam sejarah disebutkan bahwa sebelum Islam tersebar di pulau Jawa, mayoritas penduduk di tanah Jawa adalah memeluk agama nenek moyangnya yaitu Hindu-Budha. Karena diakui atau tidak, Hindu-Budha pada saat itu merupakan agama yang dipercaya dan diyakini oleh masyarakat Pulau Jawa sebagai agama yang simpel, praktis, dan tidak banyak ritual yang menjemukan. Namun, setelah kedatangan Walisongo di tanah Jawa, agama Hindu-Budha pun mulai sedikit bergeser dan tersisihkan eksistensinya. Walisongo datang ke pulau Jawa selain memiliki misi untuk menyebarluaskan agama Islam, mereka juga ingin sedikit-banyak mengetahui seluk-beluk tradisi dan gaya hidup (way of life) masyarakat setempat waktu itu, tak terkecuali kota Kudus.

Kota padat penduduk di daerah Pantura yang terkenal dengan julukan ‘kota kretek’ dan ‘kota santri’ tersebut, hingga kini sebagian masyarakatnya [terutama Kudus Kulon] masih meyakini mitos bahwa sapi merupakan hewan suci yang perlu dihormati dan di sucikan. Artinya dalam situasi dan kondisi apapun, masyarakat Kudus jangan sampai melukai atau bahkan menyembelih sapi. Apa sebab? Karena dahulu kala, sebelum kedatangan Walisongo, masyarakat Kudus (khususnya yang memeluk agama Hindu) sangat menyakralkan sekali hewan yang satu ini. Menurut keyakinan orang hindu, sapi merupakan lambang ibu pertiwi yang mampu memberikan kesejahteraan kepada semua umat manusia di bumi ini, begitu juga dengan gajah bagi umat Budha, sehingga tak heran bila umat Hindu menghormatinya. Bahkan, umat Islam Kudus waktu itu pun ikut menghormati pula lantaran untuk menghargai umat Hindu, sebab saat itu Kudus masih ramai pemeluk agama Hindu.

Disini, perlu dipahami bersama bahwa ada perbedaan istilah antara “menghormati” dan “memuja”. Ajaran agama Hindu memang memperlakukan sapi secara istimewa, namun bukan berarti untuk dipuja atau disembah, melainkan karena sapi memang memiliki daya pikat tersendiri bagi umat Hindu, yaitu hewan keramat yang dipercaya dapat mendatangkan keamanan, dan kesejahteraan hidup umat manusia. Jika hewan itu terbunuh oleh tangan manusia, maka jangan salahkan bila dikemudian hari seseorang yang menyembelih tersebut tertimpa musibah atau celaka.

Sapi menjadi mitos terhebat bagi masyarakat Kudus, bukan karena masyarakat Kudus ‘sindrom’ memakan daging sapi, akan tetapi masyarakat Kudus takut karena mendapat murka (laknat) dari Kanjeng Sunan Kudus. Dulu, Sunan Kudus sangat memuliakan sapi, karena niat beliau ingin menghormati para pemeluk agama Hindu dan tidak ingin mengecewakannya.

Terlepas dari benar atau tidaknya sapi itu mitos, perlu saya tegaskan disini bahwa sebenarnya dalam realitas yang ada di tengah masyarakat Kudus kini sudah mulai luntur. Artinya, sebagian masyarakat Kudus [khususnya warga Kudus Wetan] sudah mulai melanggar mitos tersebut. Buktinya, berdasarkan pantauan di beberapa masjid dan mushola di Kudus, khususnya yang terjadi di Masjid Al-Muhajirin desa Gondangmanis Kecamatan Bae pada hari raya Idul Adha kemarin (27/11/09), justru hewan yang banyak disembelih adalah sapi dan kambing. Sebagian warga Kudus berani menyembelih sapi, karena sapi dipandang dagingnya lebih banyak daripada kerbau. [Gatra.com].

Meski demikian, realitas yang ada masyarakat Kudus Wetan tidak secara langsung menyembelih sapi dengan tangan mereka sendiri, melainkan mereka mendatangkan tukang jagal lain [bukan orang Kudus asli atau orang luar Kudus] untuk menyembelihnya, lantaran takut murka Kanjeng Sunan Kudus. Sunan Kudus secara lahiriah memang orang biasa, beliau bukan Tuhan, bukan malaikat, bukan pula Nabi, tapi beliau hanyalah salah satu diantara sekian banyak kekasih Allah (waliyullah). Namun perlu dicatat, meski beliau hanya manusia biasa, tapi sumbangsih dan karya beliau terhadap masyarakat Kudus hingga kini masih hidup dan terdokumentasikan secara rapi. Itu terbukti dengan masih eksisnya bangunan Masjid Al-Aqsho berikut peninggalan-peninggalannya dan Makam Sunan Kudus yang hingga kini masih ramai hilir-mudik para peziarah baik dari dalam kota ataupun luar kota.
Sunan Kudus [Syekh Ja’far Shodiq] merupakan representasi dari salah seorang ulama yang memiliki kepedulian penuh terhadap masyarakatnya. Itulah mengapa, sampai beliau melarang bagi masyarakat Kudus untuk menyembelih sapi, agar kelak nantinya masyarakat Kudus tidak terkena petaka dalam bentuk apapun dikemudian hari.

Melawan atau Tunduk Pada Mitos

Meminjam istilah Bascom “mitos merupakan cerita prosa rakyat yang diangap benar-benar terjadi sehingga diangap suci oleh si empunya cerita”. (Via danandjaja, 986: 50). Mitos biasanya tokoh utamanya adalah seorang dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa tersebut terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti sekarang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Oleh karena itu, dalam mitos sering ada tokoh pujaan yang dipuji atau sebaliknya, ditakuti. Disisi lain pemahaman atas cerita yang bernuansa mitos, seringkali diikuti dengan adanya penghormatan yang pemanifestasian kedalam wujud pengorbanan (Suwardi, 2005: 163). Hal ini menyiratkan bahwa dalam mitos pada kenyataaanya melahirkan sebuah keyakinan karena tokoh mitos bukan tokoh sembarangan. Keyakinan tersebut sering mempengaruhi pola pikir kearah takhayul.

Jika dikontekskan pada fenomena sapi sebagai hewan keramat, maka dapat dibenarkan bahwa menyembelih hewan tersebut memang mitos. Karena dalam fenomena ini terdapat actor riil yaitu Sunan Kudus yang memiliki kekuatan spiritual untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipata, serta memiliki kekuatan emosional untuk merekrut massa. Selain itu, Sunan Kudus juga bermaksud mengindari adanya tragedi buruk dikemudian hari, berupa tertimpa musibah, hanya karena salah satu masyarakatnya menyembelih sapi.

Terlepas dari semua itu, mitos memang hanyalah sebuah cerita yang boleh dipercaya dan boleh juga tidak. Namun perlu dicatat, tidak semua mitos itu salah, dan tidak semua mitos itu juga benar adanya. Yang penting mitos itu jangan sampai menjadi sebuah ideologi, bahkan keyakinan rigid, sebab mitos itu lahir karena situasi dan kondisi masyarakat setempat masa lampau, ia hanyalah dokumentasi sejarah. Sedangkan sebagaimana dipahami bersama, kehidupan di dunia ini dinamis, bukan statis. Situsi, kondisi, serta gaya hidup masyarakat akan senantiasa berubah-ubah seiring dengan bergulirnya waktu. Manusia adalah pemegang hak otoritas atas pelbagai permasalahan hidup. Manusia ingin menerabas batas mitos ataukah tunduk pada mitos itu adalah sebuah pilihan. Asalkan, selama mitos masih sekedar cerita itu tidaklah mengapa, namun bila mitos sudah bermetamorfosa menjadi ideologi, maka bisa jadi mitos justru ‘berganti kelamin’ menjadi kepercayaan atau bahkan agama.

By: Ammar Mahmud

Mahasiswa FUPK Semester Akhir, Warga Ngembalrejo

Kamis, 18 Februari 2010

Kuliah Telah Tiba

Semester gasal tanpa terasa telah berlalu begitu cepat. Liburan semesteran pun disambut semua mahasiswa dengan suka cita. Hari-hari tanpa ada kegiatan kuliah selama kurang lebih satu setengah bulan. Dan kini, liburan itu hampir selesai.

Jadwal untuk registrasi untuk semester genap dimulai pada minggu-minggu pertama bulan Februari. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan hasil studi semester (HSS), perwalian dan terakhir adalah pendaftaran mata kuliah. Minggu-minggu tersebut adalah masa-masa mahasiswa berada di kampus. Masa-masa untuk urusan akademik maupun temu kangen dengan teman-teman setelah sekitar satu bulan tidak bertemu.

Lain dengan mahasiswa Fakultas Ushuluddin Program Khusus (FUPK). Mereka masih mempunyai kegiatan kuliah pada waktu itu. Liburan untuk mahasiswa FUPK baru dimulai pada tanggal 20 Februari 2010. Hal ini dikarenakan mereka masuk pada awal bulan Oktober, satu bulan lebih lambat dari mahasiswa regular. Sehingga liburan pun” ikut-ikutan terlambat”.

Sayangnya, KMKS Cabang Walisongo Semarang tidak mempunyai kegiatan pada waktu liburan untuk warganya sendiri. Semisal kegiatan seminar atau lomba yang seharusnya diadakan Departemen Luar Negeri di Kudus pada waktu itu belum terealisasi. Atau pada waktu dimana para warganya menyelesaikan urusan akademiknya di kampus, semisal temu kangen belum terlintas di benak para pengurus.

Perkuliahan semester genap akan dimulai pada awal bulan Maret. Kegiatan seperti biasa yang dijalani oleh mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dari semua jurusan, baik dari program regular maupun program khusus. Bertemu, berkumpul dan berbagi cerita bersama teman-teman di pondok, asrama, kos maupun di kampus. Bernostalgia tentang masa-masa liburan di tempat asal maupun di rumah teman, sanak famili ataupun di kampus sendiri.

Begitu juga, semangat liburan dan semangat bulan Rabi’ul Awwal (bulan Maulid) semoga menjadikan kuliah pada semester genap ini lebih rajin, lebih semangat, lebih dewasa dan lebih baik dari semester sebelumnya.

Bulan Maret sudah di depan mata. Mari persiapkan diri untuk kegiatan kuliah dan organisasi intra maupun ekstra kita, terutama KMKS Cabang Walisongo Semarang. Do our best and keep the spirit for better future.

Have a nice holiday for all KMKS’s members. And see you in next semester in better condition and happier situation. The greetings from KMKS’s officers for all your family. See you soon.

By: Nila Chusniya

Sekretaris KMKS Cabang Walisongo Semarang

Selasa, 16 Februari 2010

Penjemputan Wisudawan-Wisudawati Keluarga Mahasiswa Kudus-Semarang (KMKS) Cabang IAIN Walisongo Semarang

Hari Kamis, tanggal 28 Januari 2010 merupakan hari yang paling dinantikan mereka yang sudah menyelesaikan masa kuliah S1 mereka. Hari dimana semua sanak keluarga datang dan mendampingi para calon wisudawan-wisudawati yang telah menyelesaikan masa studinya di IAIN Walisongo Semarang. Mereka berasal dari berbagai kota, dalam maupun luar Jawa.

Acara penglepasan para wisudawan-wisudawati itu dilaksanakan di auditorium II kampus III IAIN Walisongo Semarang. Bertepatan dengan berakhirnya 100 hari program pemerintahan SBY-Boediono itu, KMKS Cabang IAIN Walisongo Semarang punya gawe besar. Yaitu penjemputan para wisudawan-wisudawati yang berasal dari Kudus. Acara ini dikoordinir oleh Departemen Luar Negeri KMKS Cabang IAIN Walisongo Semarang. Adapun koordinator Fakultas Tarbiyah: Nila Chusnia dan Risda Umami, Fakultas Ushuluddin: Muhammad Akmaluddin dan Muhammad Rikza Muqtada, Fakultas Syari’ah dan Dakwah: Muhammad Khasan Amrullah (ketua KMKS) dan Mas Munawwir.

Acara ini pada awalnya ingin menjalin kerjasama dengan Ikatan Alumni Madrasah TBS Kudus (IKSAB) cabang IAIN Walisongo Semarang yang notabenenya juga berasal dari Kudus. Akan tetapi, dari pihak IKSAB sendiri sepertinya kurang siap, sehingga KMKS melaksanakan kegiatan ini secara independent.

Sekitar lima belasan atau lebih warga KMKS diwisuda pada hari itu. Diantaranya adalah Luthfi Rahman sebagai lulusan dengan predikat summa cumlaude dari Fakultas Ushuluddin Program Khusus (FUPK), yang sekarang menjadi supervisor/musyrif Ma’had Putra FUPK DEPAG Tanjungsari Ngaliyan.

Tidak banyak yang bisa dilakukan pada hari itu dikarenakan kurangnya pengalaman teman-teman dalam hal penjemputan. Ditambah kegiatan di organisasi lain yang mengadakan penjemputan, seperti PMII, asrama FUPK IAIN Walisongo dan berbagai organisasi baik yang bersifat intra maupun ekstra. Begitu juga kurangnya informasi tentang para wisudawan-wisudawati yang berasal dari berbagai fakultas yang mempersulit pendataan.

Tidak seperti ORDA yang lainnya, KMKS hanya membuka stand penjemputan terpencil, terletak di gedung M Fakutas Syari’ah samping kamar mandi. Stand yang sederhana dengan greenflag-nya KMKS serta hanya beralaskan tikar dan karpet. Acara ini bukan hanya dihadiri oleh para wisudawan-wisudawati dan keluarganya, tetapi juga warga senior KMKS seperti Mas Inun wa ikhwanuhu. Ungkapan rasa syukur terucap dari wisudawan-wisudawati atas terselesaikannya masa kuliah S1 mereka. Kami sebagai pengurus KMKS Cabang Walisongo Semarang juga memanjatkan kepada Allah Ta’ala yang telah diberi kesempatan untuk menjemput para kakak-kakak wisudawan-wisudawati.

Akhirnya, kami atas nama semua warga KMKS Cabang IAIN Walisongo Semarang mengucapkan “Selamat atas diwisudanya kakak-kakak kami. Semoga diberi kemudahan dalam mengarungi samudra kehidupan berikutnya. Inilah bukan akhir dari perjuangan kalian, tapi ini adalah sebagian dari permulaan untuk menggapai rahmat Allah Ta’ala untuk masa depan yang lebih baik. Alfu mabruk ‘alaikum ya ikhwanna. Good luck and may Allah bless you and us forever”. Amiin.

By: Muhammad Akmaluddin

Koordinator Departemen Daalam Negeri KMKS Cabang IAIN Walisongo Semarang